Rindu.
Satu kata berjuta siksa.
Aku menahan rindu untukmu, kamu menyembunyikan rindu untuknya.
Kita sama-sama perindu. Bedanya hanya aku merindukanmu dan kamu merindukannya. Itu saja.
Kamu seakan paham betul tentang rindu.
Memainkan jarak dengan lihai, tanpa terasa luka menganga.
Memainkan jarak dengan lihai, tanpa terasa luka menganga.
Sedangkan aku, aku sudah terlatih menahan rindu namun kehilangan sang pelepas rindu.
Lantas apa alasan rindu selain jarak dan waktu, bila dalam dekapan tanpa celahpun aku tetap merindu ?
Aku yakin Tuhan menyembunyikan ayat bahwa Dia mempunyai pahala besar bagi kaum penahan rindu.
Rinduku tak butuh 1000 alasan, hanya butuh sapaan "kamu apa kabar ?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar