Ketika apa yang ku rasakan menjadi sebuah pikiran dan ketika apa yang ku pikirkan menjadi sebuah tulisan - Finansia Fahmi
   

(¯`*•.¸,¤°´`°¤,¸.•*´¯)

Senin, 12 Mei 2014

Senyuman Dalam Nafas Panjang

Menghela nafas panjang..
Ini satu-satunya cara agar aku dapat menahan ratusan butir air mata yang memaksa keluar didepan orang yang aku sayang. Ini seperti bertaruh nyawa pada nafas yang bisa kapan saja berhenti. Sesak ? Sangat amat. Tapi ini juga menyenangkan. Setidaknya, ia tidak melihat kalau perempuan yang didepannya sedang amat sangat lemah.
Mengukir senyuman..
Ini juga satu-satunya cara agar aku dapat terlihat baik-baik saja. Bukan menutupi, hanya saja aku sedikit menepisnya. Apa yang lebih indah dari mengukir senyuman, ketika hati yang sedang dipukuli bogem-bogem kesakitan menahan sesak yang kemudian berjuang untuk menenangkan diri ? Aku pikir tidak ada kesedihan yang patut ditunjukkan.
Luka ku ada disetiap inci tubuh ku. Sangat sedikit kemungkinan ku untuk tidak merasakan kesakitan seperti ini. Pilih saja, bagian mana yang kau suka untuk membiarkan ku mengemis-ngemis meminta belas kasihanmu. Dan setelah itu, biarkan aku merapihkan apa yang telah kau buat berantakan. Mungkin tidak bisa sempurna, setidaknya kau bisa bahagia.