Ketika apa yang ku rasakan menjadi sebuah pikiran dan ketika apa yang ku pikirkan menjadi sebuah tulisan - Finansia Fahmi
   

(¯`*•.¸,¤°´`°¤,¸.•*´¯)

Sabtu, 31 Januari 2015

Januari

Hai, apa kabar ?
Semoga kau sebaik rinduku padamu. Dan aku harap kau selalu bahagia dengan segala yang bisa kau capai tanpa aku disampingmu.
Iya, kamu. Surat ini masih untukmu dan masih aku penulisnya.
Ada yang selalu aku ingat tentang januari. Yaitu ketika Tuhan menyatukan kita dan januari berikutnya egomu memisahkannya.
Senang rasanya melihatmu beberapa waktu lalu. Kau terlihat sangat bahagia dengan mata yang teduh dan senyum yang selalu aku kagumi. Apakah gerangan yang membuat pria seangkuh kau bisa bahagia ? Selalu berharap, aku bisa menjadi alasan lagi dari senyum itu.
Lagi-lagi tentang mimpi. Entah sudah berapa banyak mimpi yang mempertemukan aku denganmu. Dan sayang, tak satu mimpi pun menjadi nyata. Tapi, lupakan sajalah. Mungkin rinduku teramat banyak bagimu. Dan jika rindu ini laku dijual, mungkin aku sudah kaya raya sekarang.
Btw, jangan lupa bahagia!

                                                                     -Aku-

Jumat, 30 Januari 2015

Teruntuk Pria Bersenyum Surga

Hai, aku lagi disini.
Semoga kau belum bosan membaca setiap kata dari suratku ini. Maaf jika aku akan mengganggumu akhir-akhir ini dengan surat-surat yang tak pak pos terima. Dan aku sendiripun tak paham, siapa yang akan menyampaikannya.
Entah, siapa yang sedang aku perjuangkan disini. Rasanya seperti minum kopi tanpa gula. Tapi aku yakin, engkau adalah nyata. Dan suatu saat akan membalas semua surat kampunganku ini.
Ohh iya, jangan lupa bersyukur ya ^^-

                                                                      -Aku-