Ketika apa yang ku rasakan menjadi sebuah pikiran dan ketika apa yang ku pikirkan menjadi sebuah tulisan - Finansia Fahmi
   

(¯`*•.¸,¤°´`°¤,¸.•*´¯)

Minggu, 28 Desember 2014

Menyerah Juga Perlu Persiapan

Menyerah selalu memaksaku untuk tetap berdiri melawan tamparan-tamparan yang berasal dari diri sendiri. Ketika aku berjanji pada diri sendiri untuk segera pergi dan melupakan, pikiran ini adalah satu-satunya tempat yang selalu mengingatkan kemudian menyuruh pulang. Hey, ada apa dengan logika dan hati ? Selalu saja begini. Keadaan kadang menguatkan, membuka jalan dan mengantarkan pada ketenangan. Aku hanya bisa percaya padanya, karena ia selalu jujur pada kenyataan. Tetap saja aku terlalu mencintaimu hingga hatiku sulit untuk melepasnya. Tapi sayang, kau tidak pernah tau dan tidak mau tau itu. Ini bukan tentang cinta yang mengharuskanmu memberi seluruhnya. Tetapi tentang cinta yang mampu menghargai seutuhnya. Maaf, jika aku lagi dan lagi keras kepala dalam hal cinta. Tapi sungguh, ini bukan jalan yang aku mau. Pukulan-pukulan hati terhadap logika belum bisa mampu mengubah keputus asaanku. Iya, logika menang kali ini. Hati ? Akan terbiasa mengobati lukanya sendiri. Menang bukan berarti pemenang. Tetaplah menjadi suka dalam setiap duka. Karena hati selalu memeluk suka ketika duka memeluk logika.

-Finansia Fahmi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar